Kamis, 01 Desember 2022

Ujian Sekolahan & Ujian Kehidupan

             


Umumnya di setiap jenjang pendidikan ada ujian. Misalnya di jenjang MI/SD, MTs/SMP, MA/SMK/SMA. Wujud ujian berupa ulangan harian, penilaian harian, penilaian akhir semester, penilaian akhir tahun, ujian akhir sekolah. Ujian pada dasarnya dilakukan guru untuk mengevaluasi materi pelajaran dalam kurun waktu tertentu. Bentuknya bisa tes tulis online atau offline, pilihan ganda, uraian, praktik, unjuk kerja maupun bentuk tugas yang lainnya.

            Saat kalian mengikuti ujian seperti ulangan harian, biasanya guru mengumumkan hasilnya. Biasanya guru meminta siswa siswi mengerjakan secara jujur. Jujur penting, prestasi yang utama. Kejujuran atau sportifitas tidak hanya di bidang olah raga tetapi juga di bidang pelajaran. Jika siswa siswi mengerjakan secara sportif hasil ujian umumnya berbeda antara satu siswa dengan siswa lainnya.

            Jika skornya 1 – 100, dalam satu kelas ada yang dapat 75, 80, 85, 90. Bahkan ada yang dapat 100. Biasanya ada target nilai minimal, misalnya 75. Jika kamu jujur dan mendapatkan nilai kurang, misalnya 70 maka nggak usah minder. Nggak usah malu dengan guru atau teman-teman kamu. Kamu paham. Hasil ujian sekolah yang berbeda-beda yang kamu ikuti itu biasa.

            Ada pelajaran yang bagi kamu sulit. Ada pelajaran yang menurut kamu mudah. Mungkin semua pelajaran bagi kamu mudah. Mungkin juga semua pelajaran bagi kamu sulit. Rata-rata pelajaran yang sulit bidang IPA. Misalnya matematika, fisika dan kimia. Atau pelajaran lain yang berhubungan dengan angka-angka dan simbol-simbol. Nyatanya ada orang yang dianugerahi kemampuan akademis yang ketegori sangat baik, baik, sedang/cukup dan kurang.

            Cara atau proses kalian mengerjakan ujian dan hasil ujian bisa menggambarkan kalian. Itu menjadi bahan bagi kalian untuk menentukan pilihan hidup seperti pilihan karier. Ujian sekolahan bukan segalanya tetapi penting bagi kalian yang berstatus pelajar. Ujian sekolahan adalah bagian dari ujian kehidupan.

Kamis, 27 Oktober 2022

Merintis Karir Sejak Muda



 Ciri Golongan Muda

Kalian yang kelas X, XI dan XII madrasah aliyah termasuk golongan muda. Cirinya antara lain, rentang usia kalian antara 14-17 tahun. Secara fisik rata-rata kalian masih prima karena masih muda. Secara fisik dan mental kalian masih bertumbuh dan berkembang. Pengalaman saya mengajar kelas X rata-rata fisik kelas X masih seperti anak SMP/MTs. Badan relatif masih kecil. Namun, saat saya mengajar di kelas XII yang dulu kelas X, badan mereka relatif sudah besar. Secara biologis mereka berkembang.

Jenjang sekolah di aliyah model belajarnya juga tidak seperti SD/MI. Pada jenjang ini kalian sudah mampu berpikir tingkat tinggi. Mampu memahami masalah dan menganalisisnya. Kemampuan dasar seperti membaca dan berbicara sudah tidak seperti anak SD/MI. Pada jenjang MA merupakan persiapan menuju dewasa. Persiapan karier. Di sebuah kelas XII jelang ujian akhir, saya menjumpai papan tulis yang berisikan tulisan tentang karir atau impian. Ada yang menuliskan wirausaha, ada yang menulis ingin menjadi guru SD/MI, dan lain sebagainya. Jadi, saat kalian bersekolah di MAN 2 Nganjuk ini kalian langsung atau tidak langsung tengah merintis karier.

Kenyataannya, setiap orang bisa berbeda jawaban jika ditanya karir. Ada yang masih mengambang, belum tahu. Ada yang sudah punya jawaban. Bahkan, ada yang masih ragu. Soal karier bisa kompleks. Menyangkut masa lalu, masa sekarang dan masa depan.

Arti Karir

Karir atau pekerjaan berpengaruh pada berbagai aspek hidup seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Karir tidak semata-mata cari uang. Karir tidak selalu diartikan sumber penghasilan seseorang. Karir menunjukkan siapa seseorang. Dengan karir, orang bisa bermanfaat bagi orang lain. Karir juga menunjukkan status sosial seseorang. Karir menunjukkan kemandirian seseorang. Karier juga berkaitan dengan kesehatan seseorang. Bayangkan, jika seseorang harus bekerja di lingkungan yang tingkat polusinya tinggi maka bisa berpengaruh pada kesehatan seseorang. Bahkan, jika sudah berumah tangga karir penting untuk menafkahi keluarganya.

Karir bisa bermacam-macam. Di isian form kartu tanda penduduk (KTP) ada puluhan jenis karir. Mulai dari ibu rumah tangga, petani sampai presiden. Ada karir atau pekerjaan pokok atau primer. Ada karir sampingan atau sekunder. Ada karir dengan resiko rendah ataupun sedang. Ada karir dengan resiko tinggi. Seringkali pekerjaan, karir, profesi, dianggap sama. Contoh karir misalnya guru, pedagang, montir, petani, polisi, tentara, perawat, dan lain sebagainya.

Merintis Karir Sejak Muda

Merintis karir tidak sehari dua hari. Perlu waktu berhari hari. Berminggu minggu. Berbulan-bulan. Bahkan, bertahun tahun. Karir perlu dirintis dan dibangun sepanjang hidup seseorang. Saya yakin, kalian, laki-laki maupun perempuan, saat kalian duduk di kelas X, XI, XII kalian sudah punya bayangan atau impian karir. Bahkan, saat kalian duduk di bangku MA kalian saat ini berarti sudah merintis karier. Kalian memikirkan karir kalian itu tidak sehari dua hari. Kalian memikirkannya seingat kalian. Bahkan, kalian berusaha mewujudkan karir impian kalian.

Saat lulus dari MA, ada yang kuliah dan ada yang kerja. Sebetulnya keduanya sama-sama merintis karir. Hanya saja yang kuliah disebut mematangkan karir. Karena nantinya jika mereka misalnya ingin menjadi guru, syaratnya mereka harus menyelesaikan studi S-1.

Teorinya karir itu hendaknya sejalan dengan minat, bakat, kemampuan dan kemauan. Namun, seringkali praktiknya karir juga karena keterpaksaan. Dalam kenyataannya, satu orang juga bisa memiliki lebih dari satu karir. Karir itu sepanjang hidup. Hidup tidak selalu indah. Tidak selalu statis. Ada suka dukanya. Karir juga begitu. Kalian tentu sudah paham arti hidup dan kehidupan ini.