Naik Bus Kok Mabuk...
Senin, 24 Juni 2013 saya ikut
rombongan rekreasi keluarga besar MAN Nganjuk. Rekreasi ini diikuti oleh hampir
seluruh guru maupun staf. Mereka yang sudah berumah tangga boleh mengajak istri
maupun suami. Termasuk boleh mengajak anak-anaknya. Karenanya ada dua bus yang membawa rombongan.
Obyek wisata yang dikunjungi adalah
Pantai Karanggongso dan Pantai Prigi di Kabupaten Trenggalek. Pantai Karanggongso terkenal dengan pasirnya yang
putih serta ombak pantai yang tidak begitu besar. Berbeda dengan Karanggongso,
Pantai Prigi yang menjadi tujuan selanjutnya terkenal dengan ombaknya yang
besar. Prigi juga menjadi lokasi perkemahan. Ikan, hasil olahan laut maupun
baju khas Prigi juga dijual di sini.
Ternyata waktu tempuh dari Nganjuk
sekitar 3,5 jam. Awalnya
saya memperkirakan waktu tempuhnya 2,5 jam sehingga saya tidak perlu minum obat
anti mabuk. Apalagi bus dari travel itu memakai AC. Di samping itu, saya ingin
mencoba daya tahan tubuh saya, mabuk ataukah tidak. Selama ini saya memang
sering mabuk jika naik bus. Khususnya jika waktu tempuhnya lebih dari 1,5 jam.
Sekitar
45 menit sebelum tiba di Karanggongso, nyatanya saya mabuk. Saya mual-mual dan
muntah di kantong plastik. Makanan dan minuman yang ada di perut keluar lagi
lewat mulut. Mungkin karena AC sehingga tidak keluar keringat dingin. Setelah
muntah tubuh memang agak lemas, tetapi lebih lega sebab mual agak berkurang.
Begitu juga saat akan ke Pantai Prigi, saya mabuk sekitar 30 menit sebelum
tiba. Jadi saya mabuk dua kali.
Istri
saya juga mabuk darat, sama seperti saya. Utamanya jika naik bus. Kebiasaan
mabuk memang sulit dihilangkan. Kecuali minum obat anti mabuk. Namun, orang
tetap bisa mabuk walaupun sudah minum obat anti mabuk. Akan tetapi, pada setiap
orang bisa berbeda-beda. Paman saya naik mini bus selama 30 menit saja sudah
mabuk. Karenanya tergolong mabuk darat yang berat. Akan tetapi, bapak saya naik
bus berjam-jam saat ziarah wali juga tidak mabuk.
Namun,
selama naik bus hari itu, istri saya tidak mabuk karena 30 menit sebelum
berangkat dan 30 menit sebelum pulang, minum satu tablet obat anti mabuk. Satu
tablet di apotek harganya Rp 2.000,-. Tablet yang tidak sempat saya baca
mereknya ini berbeda dengan tablet anti mabuk dengan merek Antimo. Harganya
juga lebih mahal dari obat anti mabuk dengan merek tersebut. Dosisnya tablet
ini sepertinya juga lebih tinggi.
Andai
saya minum obat anti mabuk seperti yang diminum istri saya itu, mungkin saya
tidak mabuk. Mereka yang mabuk darat berat mungkin juga mau mencoba obat ini.
Namun, saya belum tahu pasti efek samping lebih lanjut. Mungkin salah satunya
mengantuk. Namun, daripada mual, pusing, dan muntah bukanlah lebih baik
meminumnya.