Anda yang pernah merawat anak sejak lahir pasti merasakan lelah tetapi juga senang. Lelah karena misalnya harus mengganti diaper, menggendong jika rewel, ibu yang harus menyusui setiap waktu, memandikan, menyuapi, berupaya cari obat agar sembuh jika sakit, membuatkan susu formula dan lain sebagainya. Belum jika anak sudah berusia satu tahun, dua tahun. Ada kalanya dia suka naik meja, naik kursi yang kita tahu itu berbahaya tetapi dia belum menyadarinya.
Jika punya anak juga harus mengeluarkan waktu, tenaga dan biaya yang lebih. Membelikan bajunya, beli diaper, beli susu formula jika anak memang butuh. Belum lagi jika orang tua harus bekerja dan tidak ada yang momong maka dititipkan seperti di day care. Apalagi jika anak sudah sekolah. Mulai jenjang PAUD, TK, SD dan seterusnya.
Biasanya jika sudah bisa jalan atau sudah mulai paham anak minta seperti mainan atau minta jajan. Jika tidak dituruti suka marah dan menangis.
Di sisi yang lain punya anak itu menyenangkan. Saat sudah bisa tertawa, suaranya itu menggemaskan. Badannya yang mungil itu lucu. Terkadang kalau ayah ibunya gemes rasanya ingin mencium pipinya.
Pengalaman setiap orang tentu berbeda-beda. Terkadang ada anak diserahkan kakek neneknya. Khususnya kakek nenek yang masih sanggup merawat bayi. Mulai dari momong, ganti diaper, memandikan, menyuapi dan lain sebagainya.
Ada pula ibu yang secara penuh merawat anak. Sementara suaminya bekerja secara penuh di luar rumah. Bahkan ada ayahnya yang secara waktu mayoritas momong anak. Ada pula suami maupun istri bagi tugas merawat buah hatinya.
Memiliki anak adalah anugerah dan titipan dari yang maha kuasa. Seyogianya dirawat sebaik-baiknya. Masih ada orang tua yang selama bertahun-tahun belum juga dikaruniai anak. Sampai harus berupaya mengadopsi anak.
Anak juga sebagai penerus keturunan. Belum lengkap jika sebuah pernikahan dalam keluarga tanpa kehadiran anak.