Awal Mula Hemodialisis
Istilah medisnya
hemodialisis (hd). Istilah awamnya cuci darah. Istilah hd dipakai secara medis
daripada cuci darah. Istilah cuci darah terkesan mengerikan. Istilah cuci
misalnya cocok untuk piring, baju, dan motor. Ini darah.
Saya
menulis ini sebagai anak yang ibunya menjalani terapi hd. Saya menulis ini
berdasarkan pengalaman saya sebagai orang awam. Saya bukan dokter spesialis
penyakit dalam. Saya juga bukan perawat. Melalui tulisan ini saya ingin
berbagi. Informasi seputar ginjal, fungsi ginjal, cara menjaga ginjal agar
sehat dan lain-lain banyak di internet.
Umumnya orang
menjalani hd karena masalah ginjal. Ginjal tidak lagi berfungsi secara normal.
Padahal organ ini penting. Misalnya menyaring dan membersihkan darah.
Bayangkan, jika ginjal tidak normal tubuh akan merasakan sakit. Rasa sakit yang
luar biasa. Jika sudah parah dan tubuh tidak kuat maka berujung kematian.
Ibu saya
menjalani terapi hd karena diabetes atau kencing manis yang dideritanya. Salah
satu sebab pasien hd adalah karena kencing manis. Kira-kira sejak tahun 2010
ibu saya mengidap diabetes yang istilah awamnya diabetes kering. Selama itu
mengonsumsi obat seperti captopril, glibenclmide maupun obat-obatan yang
lain. Obat-obatan itu untuk mengendalikan kadar gula. Obat-obatan itu
dikonsumsi hampir setiap hari. Dalam hitungan hari, minggu, bulan bahkan
tahunan. Alhasil, ginjal “kalah” karena obat-obatan. Itu kasus ibu saya.
Orang hd harus
mengikuti prosedur medis. Artinya, orang perlu hd atau tidak itu dokter
penyekit dalam yang mengeluarkan rekomendasi. Saat ini banyak kabupaten di
Indonesia di rumah sakit milik pemerintah atau swasta sudah memiliki layanan hd.
Ada pasien yang bersedia menjalani hd. Alasannya misalnya ingin hidup lebih
lama. Kehidupan harus dihargai. Namun, ada pula yang tidak.
Beberapa bulan
sebelum hd ibu saya sering mual dan muntah-muntah. Selain diabetes, juga
tekanan darah tinggi. Usia ibu saya 60 tahun. Sejak sekitar 2017 ibu saya
sering keluar masuk rumah sakit. Bahkan sering periksa ke dokter. Sejak tahun
itu merupakan masa-masa yang berat. Bagi ibu dan keluarga. Menderita karena
penyakit. Antre di tempat praktik dokter. Antre di rumah sakit. Kadang berangkat
ke rumah sakit untuk kontrol pukul 08.00 dan pulang pukul 13.00. Sering beli
obat di apotek. Sampai karyawatinya hafal dengan saya. Waktu, tenaga dan biaya.
Sekitar Juni
2018 ibu saya hd di sebuah rumah sakit berjarak sekitar 28 km dari rumah.
Terpaksa harus menyewa mobil. Hd pertama ibu saya merasa lemas. Hd kedua malah
makin lemas. Saat hd kedua baru berjalan 2 jam dari 4 jam ibu saya tidak sadar.
Muntah-muntah. Tubuh kaku. Muka pucat. Gigi sampai menggigit lidah. Gula darah
mencapai angka 500. 5 hari tidak sadarkan diri. Opname di rumah sakit.
Menjadi Pasien Hemodialisis
Hampir
satu bulan sejak Juni 2018 ibu tidak menjalani terapi hd. Sampai akhirnya dapat
jadwal hd di rumah sakit umum. Waktu itu sangat sulit dapat jadwal hd. Harus antre
dahulu. Banyak orang yang memerlukan terapi hd.
Banyak
hal dilalui selama menjadi pasien hd. Sakit kepala, badan tidak enak, mual,
tekanan darah tinggi, lemas dan lain sebagainya merupakan hal biasa. Rata-rata penyakit penyerta seperti pengeroposan tulang pun turut memperberat rasa sakit yang dialami. Ibu
dijadwal setiap Selasa dan Jumat. Setiap hd butuh waktu sekitar 6 jam.
Ibu Meninggal Setelah 3 Tahun Terapi HD
Singkat cerita. Ibu saya meninggal Sabtu, 24 Juli 2021 pukul 22.00 di rumah. Setelah kurang lebih 3 tahun berjuang menjadi pasien hd. Perjuangan yang sangat-sangat berat. Sebelum menjadi pasien hd, saat menjadi pasien hd. Banyak rumah sakit didatangi untuk berobat. Malang, Surabaya, Mojokerto, Kediri, Kertosono, Solo, dan Nganjuk. Seakan tidak ada orang yang menandingi usaha berobat maupun perjuangan berobat melawan penyakitnya.
Nafas terakhirnya saat itu masih saya ingat. Kepulangannya seakan menjadi obat atas rasa sakit yang bertahun-tahun beliau rasakan. Kami sadar. menghargai kehidupan dengan usaha berobat. Namun, kami juga menerima kematian untuk setiap yang bernyawa. Selamat jalan ibu. Semoga Allah SWT menerima amal baik ibu. Amin ....