Filosofi Hidup-Permainan Bola
Dalam keriuhan piala dunia 2010 saya juga ingin meramaikannya. Sebagai blogger saya meramaikannya lewat tulisan. Di media seperti koran, banyak tulisan tentang piala dunia. Ada yang mengaitkannya dengan nasionalisme, keuntungan ekonomi, bahkan sampai pada klenik. Saya sendiri pada piala dunia kali ini agak suka menonton pertandingan-pertandingan lewat televisi. Ada filosofi-filosofi hidup saat menontonnya maupun membaca ulasannya di koran.
Membaca ulasan di koran mengawali ketertarikan saya terhadap sepak bola. Bahasanya lugas, tajam dan seringkali menukik. Bahasanya juga bertenaga sehingga menarik untuk dibaca. Pada hari tertentu, koran pun menyajikan berita pertandingan piala dunia di halaman utama. Tiada hari tanpa berita bola.
Tentu belum cukup jika hanya membaca ulasan sepak bola tanpa menyaksikan pertandingannya di televisi. Beberapa pertandingan memuaskan di tonton seperti Jerman vs Serbia. Namun, ada juga pertandingan yang agak membosankan. Entah saya lupa itu pertandingan mana. Saya pun bukan bola mania.
Sebagaimana pertandingan olah raga, pasti ada aturannya. Begitu juga dengan permainan sepak bola. Saya sebetulnya tak tahu banyak peraturan dalam sepak bola. Misalnya, apa pengertian off side, saya tak tahu sungguh-sungguh. Setahu saya peraturan tentang off side itu berubah seiring waktu. Dalam kehidupan, peraturan itu misalnya berwujud ayat-ayat maupun pasal-pasal dalam undang-undang.
Aturan-aturan itu pun seringkali membuka celah penafsiran. Misalnya, saat wasit yang mengesahkan suatu gol yang dinilai kontroversial. Maka dari itu, muncul sejumlah kritik terhadap pengesahan wasit. Kiranya hal yang sama juga terjadi pada penafsiran akan ayat-ayat maupun pasal-pasal dalam undang-undang dan peraturan-peraturan lainnya.
Pertandingan antara Jerman dan Serbia yang akhirnya dimenangkan oleh Serbia 1-0 merupakan pertandingan tak terduga. Artinya, di atas kertas Jerman seharusnya bisa mengalahkan Serbia sebagai tim yang tidak diunggulkan. Namun, itulah permainan. Begitu juga dengan angka. Meskipun angka 1 yang nominalnya kecil, tetapi itu sungguh sangat berharga. Begitu juga dengan hidup, seringkali ada hal yang tak terduga. Sementara itu hal yang kecil dalam hidup bisa punya makna yang besar.
Dalam pertandingan sepak bola pun ada sejumlah peran. Mulai dari wasit, hakim garis, pelatih, dan seterusnya. Demikian juga dengan para pemain, ada pemain gelandang, pemain tengah, kiper dan lain sebagainya. Agar suatu permainan maupun pertandingan sepak bola terlihat bagus maka setiap peran harus menjalankannya sebaik-baiknya. Dalam hidup pun banyak peran yang harus dimainkan sebaik-baiknya.
Saat pertandingan berlangsung seringkali jegal menjegal. Terkadang ada kartu kuning dan kartu merah. Kemarahan antar pemain maupun keluhan pemain terhadap wasit. Dan, tentu saja rebutan sebuah bola. Pada umumnya setiap pemain akan mendapat bola dan menggiring bola. Maka dari itu, setiap pemain dituntut lihai dalam menggiring bola dalam kerjasama tim untuk menghasilkan gol. Bola dalam hidup berarti sumber untuk kehidupan. Entah itu rezeki maupun jodoh.
Berbicara gol maka itu merupakan tujuan dari permainan sepak bola. Gol atau tujuan itulah yang umumnya ditunggu-tunggu oleh penonton. Terkadang penonton lebih melihat gol daripada susahnya mendapatkan gol. Hidup terkadang begitu. Orang lebih melihat kesuksesan sebagai tujuan hidup seseorang daripada kegagalan-kegagalannya.
Sebetulnya masih banyak filosofi-filosofi hidup jika diumpamakan permainan sepak bola dan segala hal yang berkaitan denganya. Lagi pula, permainan sepak bola adalah bagian dari hidup itu sendiri. Segala hal bisa saja terjadi dan tidak terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar