Alumni SMUDA Nganjuk
Oleh: Puguh Utomo
Acara perpisahan yang dikemas dalam pementasan seni pada 2003 itu menandai sekian ratus orang sudah tidak berstatus siswa atau siswi lagi. Mereka telah menjadi alumni angkatan 2003 pada SMU Negeri 2 Nganjuk. Saat menghadiri acara tersebut mereka sudah tidak berpakaian abu-abu putih lagi. Mereka berpakaian bebas, tetapi sopan. Acara perpisahan yang digelar sejak pagi tersebut, tidak setiap alumnus bisa hadir. Lagi pula, tidak ada keharusan untuk hadir. Meskipun demikian, acara perpisahan tersebut tetap dapat dilangsungkan.
Terkait dengan itu, di tengah-tengah acara sempat terjadi ketidaksepahaman antara pihak guru dengan sejumlah peserta yang akan mengisi acara perpisahan tersebut. Sejumlah guru menilai ada bagian dari sketsa yang kurang etis untuk dipentaskan. Namun, ketidaksepakatan itu dapat diredam dan tidak berimbas pada keseluruhan acara. Acara perpisahan tersebut diadakan di panggung permanen di sebelah utara aula SMU Negeri 2 Nganjuk atau populer dengan nama SMUDA Nganjuk.
Setiap tahun SMUDA Nganjuk meluluskan sekitar 300 lebih siswa-siswi dari sepuluh kelas. Kelas itu terdiri atas 5 kelas IPA, 4 kelas IPS, dan 1 kelas bahasa. Sistem akademis pada jenjang sekolah menangah memungkinkan sekolah meluluskan siswanya secara bersama-sama. Kelulusan pada 2003 itu pun mencapai 100%. Kelulusan tahun-tahun sebelumnya pun menunjukkan hal yang sama. Citra sebagai sekolah favorit pun mampu menarik banyak siswa lulusan berbagai Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk melanjutkan ke SMUDA Nganjuk.
Di satu sisi cukup sulit mengetahui penyebaran alumni SMUDA setelah mereka lulus. Artinya, sampai sekarang belum ada data kuantitatif yang menjelaskan hal itu. Selain itu, dari jumlah sekitar 300-an orang tersebut tampaknya penyebarannya sulit dipolakan. Meskipun demikian, ada asumsi untuk mengetahuinya. Di antaranya, yakni keterserapan sejumlah alumni di Perguruan Tinggi (PT) seperti universitas, institut, akademi dan di sekolah tinggi baik negeri maupun swasta, ikatan dinas maupun tidak ikatan dinas tergolong tinggi. Setidak-tidaknya itu untuk cakupan SMU di wilayah Kabupaten Nganjuk. Selebihnya, sebagian alumni langsung masuk ke dunia kerja.
Keterserapan tersebut setidak-tidaknya didukung oleh tiga hal. Pertama, rata-rata secara akademis alumni SMUDA Nganjuk cukup mumpuni. Kedua, umumnya sebagian alumni berasal dari keluarga dari lapisan menengah ke atas. Oleh karena itu, dari sisi finansial, biaya untuk pendidikan ke PT tersebut dapat tertutupi. Meskipun demikian, ada beberapa alumni yang dari sisi akademis cukup mumpuni, tetapi mengalami kesulitan dalam hal finansial. Ketiga, yakni pandangan untuk melanjutkan sekolah setelah dari jenjang SMU. Pandangan tersebut, misalnya melanjutkan sekolah juga merupakan investasi untuk masa depan.
Selama proses menempuh studi di PT itu sejumlah alumnus berkomentar tentang perubahan sudut pandang beberapa alumnus lainnya. Perubahan itu, misalnya berkaitan dengan pandangan religius pada tataran individual. Bagaimanapun juga proses psikologi seseorang akan mengalami perkembangan. Tak terkecuali pada diri individu alumni SMUDA Nganjuk. Bahkan, sedikit kasus menunjukkan bahwa di antara alumni mengarah pada proses psikologi yang negatif. Kemudian, perubahan sudut pandang itu biasanya dibandingkan selama rentang waktu tiga tahun di SMU dengan satu atau dua tahun sejak di PT.
Selain hal itu, terdapat kenyataan sosiologis pada diri alumni, yakni usia mereka relatif sama begitu mereka lulus dari SMUDA Nganjuk. Dengan usia alumni yang relatif sama maka sebetulnya ada satu kesejalanan sudut pandang pada alumni. Paling tidak kesejalanan tersebut adalah dalam menatap masa depan begitu mereka lulus dari SMUDA Nganjuk.
Kemudian, meskipun sudah alumni, tetapi dalam kesempatan tertentu diselenggarakan kegiatan reuni. Ikatan emosional yang terbentuk sejak SMU pun memprakarsai reuni tersebut. Prakarsa reuni itu pun dengan swadaya dari alumni sendiri. Sejak 2003 sampai 2009 sedikitnya telah diadakan dua kali reuni. Satu di antaranya pernah dilaksanakan di sekolah dengan gabungan beberapa angkatan, yakni pada Rabu, 17 November 2004. Sementara beberapa di antaranya diselenggarakan di salah satu rumah alumni. Itu biasanya untuk reuni satu angkatan.
Dalam satu angkatan, apabila saat mereka masih aktif sebagai siswa dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) maka tingkat kehadirannya bisa mencapai 100%. Akan tetapi, dalam reuni satu angkatan, kehadiran 100% itu mustahil. Misalnya, reuni yang diselenggarakan pada Kamis, 18 Oktober 2007, pasca hari raya Idul Fitri, di rumah salah satu alumni, yang datang tidak lebih dari 50%. Suatu saat nanti kemungkinan akan diselenggarakan reuni kembali, entah untuk satu angkatan maupun gabungan dari setiap angkatan.
Meskipun sama-sama alumni SMUDA Nganjuk, tetapi dari jumlah ratusan alumnus itu belum tentu setiap alumnus dapat saling kenal satu sama lain. Umumnya mereka sebatas tahu bahwa seseorang merupakan alumnus SMUDA Nganjuk. Namun, biasanya tidak begitu tahu, misalnya nama alumnus maupun di kelas berapa dulunya. Apalagi di SMU terdapat kelas-kelas yang membuat setiap alumnus hanya mengenal nama alumnus lainnya saat satu kelas saja.
Biarpun demikian, tidak satu kelas pun alumnus juga bisa mengenal alumnus lainnya seiring dengan luarnya pergaulan. Misalnya, seorang seorang alumnus dapat mengenal alumnus lainnya meskipun dulu tidak satu kelas, tetapi pernah satu organisasi ekstrakurikuler sekolah. Di samping itu, buku kenangan alumni SMUDA Nganjuk tahun 2003 yang diberikan pada setiap alumnus pun dapat membantu bahwa seseorang itu merupakan alumnus SMUDA Nganjuk.
Situs jejaring sosial seperti facebook (fb) pun turut dimanfaatkan sebagai sarana memelihara interaksi sosial antarsebagian alumni. Lagi pula, akses terhadap internet merupakan hal yang tidak terlalu sulit bagi sebagian alumni SMUDA Nganjuk. Dan lagi, fb pun dapat diakses melalui telepon seluler (ponsel).
Sekarang, pada 2009, sebagian alumni telah menempati posisi tertentu dalam masyarakat. Entah berkarya di sektor negeri maupun swasta, sektor publik maupun privat. Pada saat yang sama, satu generasi dari alumni 2003 SMUDA Nganjuk itu menjadi bagian dari proses regenerasi yang sedang berlangsung dalam masyarakat. Tentu saja sampai tahun 2009 ini sebagian alumni juga telah melangsungkan pernikahan. Satu dua di antaranya telah melangsungkan pernikahannya dengan sesama teman satu almamater, SMUDA Nganjuk.
Puguh Utomo
Alumnus 2003 SMUDA Nganjuk
Alumnus Prodi Sosiologi Universitas Jember
Tidak ada komentar:
Posting Komentar