Kuliah di Sini atau di Sana?
Maksud dari judul itu jika Anda misalnya tinggal di Nganjuk (sini) maka berkuliahlah di kampus atau lembaga pendidikan di Kabupaten Nganjuk. Khususnya jika Anda ingin kuliah pendidikan yang nantinya menjadi guru. Misalnya, program studi (prodi) atau jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Ekonomi dan lain sebagainya. Jadi, jika ingin kuliah Pendidikan Bahasa Inggris, Anda sebaiknya tidak perlu kuliah di universitas terkemuka di Indonesia. Cukup di sebuah lembaga pendidikan di Nganjuk saja. Apalagi jika rumah Anda relatif dekat dengan kampus.
Artikel ini masih bisa diperdebatkan. Bisa jadi, hal ini hanya berlaku, misalnya di Nganjuk saja. Lagi pula, saya mengambil kasus di Nganjuk. Saya sesungguhnya juga tidak melakukan penelitian yang seksama mengenai ini. Namun, mendasarkan atas pengalaman saya sendiri yang kuliah sosiologi non-kependidikan di sebuah perguruan tinggi negeri di Jember dan pergaulan saya dengan sejumlah teman yang kuliah di kampus di Nganjuk.
Kuliah di Nganjuk atau di luar kota (sana) juga merupakan pilihan. Jika Anda ingin kuliah di Jurusan Sosiologi maka Anda tidak bisa kuliah di Nganjuk. Di Nganjuk belum ada lembaga yang membuka jurusan atau program studi Sosiologi. Namun, jika Anda ingin berkuliah di pendidikan Bahasa Inggris maka di Nganjuk sudah ada.
Saya tidak perlu menyebut kampus atau lembaga pendidikan di Nganjuk. Anda mungkin sudah mengetahui sendiri. Kampus atau lembaga pendidikan itu juga merek. Sama halnya penyiar radio maupun presenter televisi tidak sembarangan menyebut merek. Kecuali jika ada kesepakatan untuk memasang iklan di radio maupun televisi. Pemasangan merek untuk di-iklan-kan juga perlu membayar.
Pilihan kuliah di daerah sendiri maupun di luar daerah ini pun berkaitan dengan waktu, tenaga, dan terutama biaya. Sekali lagi saya mengambil contoh kuliah di Jember dan kuliah di Nganjuk. Ada sejumlah teman saya yang tinggal di Nganjuk yang juga kuliah di Nganjuk. Misalnya kuliah di jurusan pendidikan matematika, pendidikan bahasa Inggris, maupun kuliah di pendidikan anak usia dini (PAUD). Anggaplah mereka ini mempertimbangkan waktu, tenaga, dan biaya.
Tiga orang teman saya itu sudah bekerja di lembaga pendidikan meskipun belum PNS. Mungkin mereka yang kuliah di Nganjuk itu sudah ada jaringan mengenai tempat kerja di Nganjuk. Kemudian, jika kuliah di Nganjuk kabarnya Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) per semester saat ini sebesar Rp 1.500.000,-. Jadi, perbulannya Rp 250.000,-. Dulu saya yang kuliah di Jember dengan mengambil Program Studi Sosiologi tahun 2003, yang tergolong non-eksakta, SPP per semester Rp 500.000,- sehingga per bulannya Rp 83.333,33,-.
Memang, jika kuliah di Jember SPP-nya lebih murah daripada di Nganjuk. Namun, itu belum termasuk biaya hidup. Saya sendiri memperkirakan dalam satu bulan pada tahun 2009 bisa menghabiskan rata-rata Rp 600.000,- s/d Rp 700.000,-. Sementara jika kuliah di Nganjuk tidak sampai Rp 600.000,-. Itu karena Anda tidak perlu bayar indekos. Anda juga bisa makan di rumah sehingga Anda tidak perlu membeli di warung. Saat menjadi anak kos seperti saya dulu tahun 2009, Anda bisa mengeluarkan uang Rp 10.000,- s/d 12.000,- dalam sehari untuk tiga kali makan. Sesungguhnya biaya hidup inilah yang membuat kuliah tampak mahal dan bukan SPP nya.
Sekali lagi, ini sekadar contoh kasus dalam hitungan kasar. Setiap orang bisa berbeda-beda. Lagi pula, kebutuhan dan kemampuan setiap orang juga berbeda-beda dan juga bisa berubah-ubah. Misalnya saya memperkirakan biaya hidup per bulan rata-rata Rp 600.000,- s/d Rp 700.000,-, bagi beberapa orang bisa saja hanya Rp 500.000,- per bulan.
Jadi, jika kuliah di Nganjuk maka waktu, tenaga dan biaya Anda bisa ditujukan di kampung halaman Anda sendiri. Mungkin Anda bisa membantu sejumlah pekerjaan orang tua Anda di rumah, misalnya membersihkan rumah. Mungkin, orang tua Anda juga tidak terlalu was-was jika Anda hanya berkuliah di kampung halaman sendiri.
Saya sendiri tidak menyuruh Anda berkuliah di sini atau di sana. Saya juga tidak meminta Anda untuk berkuliah. Kuliah hanya salah satu cara di antara sekian cara dalam mengarungi kehidupan. Paling tidak tulisan ini bisa menjadi salah satu pertimbangan jika Anda ingin berkuliah. Selain itu, Anda hendaknya tidak salah jika ingin berkuliah agar tidak terlalu terjerumus. Anda hendaknya juga mengetahui profil tempat Anda akan kuliah. Termasuk jika Anda sudah lulus nantinya.
Anda sebaiknya juga pintar-pintar mengenali diri Anda sendiri dalam jalan hidup Anda. Juga lingkungan (dalam arti yang luas) tempat Anda tinggal. Tidak terkecuali saat Anda memutuskan untuk berkuliah ataukah tidak. Umumnya, saat Anda memutuskan untuk berkuliah maka itu merupakan satu keputusan penting dalam jalan hidup Anda selanjutnya.
Apabila berkuliah di luar daerah (sana), juga tak selamanya buruk. Mungkin kemandirian Anda saat menjadi anak kos bisa teruji. Sejumlah perguruan tinggi terkemuka di Indonesia juga menawarkan, fasilitas belajar seperti ketersediaan buku-buku di perpustakaan, beasiswa dan lain sebagainya. Pengalaman organisasi, jaringan organisasi dengan berbagai karakteristik umumnya ada di perguruan tinggi terkemuka. Bahkan, perguruan tinggi terkemuka masih menjadi incaran lembaga atau perusahaan tertentu.
SPP yg Rp. 1.500.000 itu sama dengan SPP yg harus aku byar utk kuliah di univ swasta d Surabaya, tapi mungkin orang akan berpikir kualitasnya tetap berbeda baik input maupun outputnya.
BalasHapusBahkan, di suatu artikel di kolom opini di Kompas, seseorang pernah menulis sebaiknya kuliah di daerah sendiri saja yang lebih murah. Nanti sisa uangnya bisa dipakai untuk membeli jabatan PNS.
BalasHapusmenurut saya, lebih baik kuliah diluar lalu kembali membangun Nganjuk :)
BalasHapus