Mei 2018 Pasang
Tandon
Sudah lama saya ingin memiliki tandon
air. Alasannya agar mesin pompa air tidak gampang bunyi karena ada sambungan pipa
yang bocor. Selain itu, agar saat membuka kran air bisa sesuai keinginan, tanpa
harus menyalakan pompa air. Konsumsi listrik juga lebih hemat meskipun tidak
seberapa besar. Air tanah yang kotor juga bisa mengendap di bawah tandon
sehingga air yang dipakai lebih bersih. Saat hujan deras, saat pagi hari
biasanya air tanah naik dan bercampur dengan air di tanah di lapisan atasnya.
Akibatnya air berwarna keruh keputihan bercampur partikel tanah yang lembut.
Keinginan itu terwujud Mei 2018.
Jadi, sudah 2 tahun ini saya memakai tandon air. Selama itu belum ada masalah.
Misalnya tandon yang bocor, mesin pompa yang gampang bunyi, menara air yang
retak dan lain-lain. Alasan-alasan yang saya tulis itu merupakan keuntungan
memiliki tandon air.
Biaya Sekitar Rp 2,6 Juta
Namun, di balik itu ada yang
perlu dipersiapkan jika ingin memiliki tandon air. Pertama, tempat untuk tandon
air. Saya menempatkan tandon di belakang dapur, dekat sumur bor dan dekat mesin
pompa. Saya memasang persis di samping dinding dapur bagian utara. Kedua,
bahan-bahan untuk dipasang. Bahan-bahannya berupa toren tangki air merek
Pinguin kapasitas 520 liter. Kapasitas itu rasanya cukup untuk satu keluarga. Sebagaimana
saat ini di rumah saya ada 6 orang yang tinggal. Dengan kapasitas itu, dalam 24
jam pompa air menyala rata-rata 2 kali. Jika penggunaan air bertambah, maka
mesin pompa air bisa menyala 3 kali. Pasir, batu bata, semen, 2 pipa PVC 5 “
(pipa ini untuk kaki-kaki kerangka menara), besi untuk tulang kerangka menara.
Memakai 2 pipa PVC 5” karena
bagian sisinya memanfaatkan dinding dapur untuk kaki-kainya. Besi untuk tulang
kaki itu dipasang ke dalam kedua pipa PVC lalu di cor dengan semen agar lebih
kuat. Besi juga untuk bantalan kaki kaki
menara dan bantalan tandon. Bantalan kaki-kaki menara itu penting untuk
mempertahankan kekuatan bantalan tandon. Bahan berikutnya atap asbes untuk atap
tandon dan sejumlah kayu untuk memasangnya. Atap tandon ini jadi satu dengan
karangka atap rumah. Tujuannya mengurangi sinar panas matahari ke tandon.
Kemudian, pipa ukuran ¾
secukupnya untuk mengalirkan air dari dan ke tandon atau toren serta sejumlah
kran air sesuai kebutuhan. Lem untuk pipa pvc dan lain lain harus juga
disiapkan. Bahan-bahan itu semua menghabiskan dana sekitar Rp 2 juta. Khusus
untuk tandon harganya sekitar Rp 1 juta.
Ketiga, tukang. Biaya tukang
sekitar Rp 600.000. Biaya itu untuk dua orang selama kurang lebih 2 hari di
tambah 1 hari saat menara air sudah kering. Bahan-bahan tersebut bisa ditanyakan
pada tukang. Artinya biaya total kurang lebih Rp 2,6 juta. Biaya ini agaknya
sepadan dengan manfaat memiliki dan menggunakan toren air. Pengisian toren air
bisa otomatis. Saklar listrik tinggal dinyalakan. Jika air toren berkurang pada
titik terendah maka pompa air akan menyala dan mengisi sendiri air ke dalam
toren. Jika air sudah penuh maka saklar akan mati sendiri. Di dalam toren
terdapat alat khusus untuk otomatisasi tersebut.
Tandon air ini memiliki
ketinggian sekitar 2 meter. Sekali lagi, pemasangan tandon ini bergantung atau
menyesuaikan karakter masing-masing rumah. Dengan ketinggian itu, saya rasa
sudah cukup untuk mengalirkan air kran. Jika dua atau tiga kran air dinyalakan
maka kucuran air kran relatif sama. Mungkin jika ingin deras lagi bisa dipasang
pada ketinggian 3 meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar