Rabu, 29 April 2020

Pasang Tandon Air? Baca Ini ….


Mei 2018 Pasang Tandon
Sudah lama saya ingin memiliki tandon air. Alasannya agar mesin pompa air tidak gampang bunyi karena ada sambungan pipa yang bocor. Selain itu, agar saat membuka kran air bisa sesuai keinginan, tanpa harus menyalakan pompa air. Konsumsi listrik juga lebih hemat meskipun tidak seberapa besar. Air tanah yang kotor juga bisa mengendap di bawah tandon sehingga air yang dipakai lebih bersih. Saat hujan deras, saat pagi hari biasanya air tanah naik dan bercampur dengan air di tanah di lapisan atasnya. Akibatnya air berwarna keruh keputihan bercampur partikel tanah yang lembut.
Keinginan itu terwujud Mei 2018. Jadi, sudah 2 tahun ini saya memakai tandon air. Selama itu belum ada masalah. Misalnya tandon yang bocor, mesin pompa yang gampang bunyi, menara air yang retak dan lain-lain. Alasan-alasan yang saya tulis itu merupakan keuntungan memiliki tandon air.

Biaya Sekitar Rp 2,6 Juta
Namun, di balik itu ada yang perlu dipersiapkan jika ingin memiliki tandon air. Pertama, tempat untuk tandon air. Saya menempatkan tandon di belakang dapur, dekat sumur bor dan dekat mesin pompa. Saya memasang persis di samping dinding dapur bagian utara. Kedua, bahan-bahan untuk dipasang. Bahan-bahannya berupa toren tangki air merek Pinguin kapasitas 520 liter. Kapasitas itu rasanya cukup untuk satu keluarga. Sebagaimana saat ini di rumah saya ada 6 orang yang tinggal. Dengan kapasitas itu, dalam 24 jam pompa air menyala rata-rata 2 kali. Jika penggunaan air bertambah, maka mesin pompa air bisa menyala 3 kali. Pasir, batu bata, semen, 2 pipa PVC 5 “ (pipa ini untuk kaki-kaki kerangka menara), besi untuk tulang kerangka menara.
Memakai 2 pipa PVC 5” karena bagian sisinya memanfaatkan dinding dapur untuk kaki-kainya. Besi untuk tulang kaki itu dipasang ke dalam kedua pipa PVC lalu di cor dengan semen agar lebih kuat.  Besi juga untuk bantalan kaki kaki menara dan bantalan tandon. Bantalan kaki-kaki menara itu penting untuk mempertahankan kekuatan bantalan tandon. Bahan berikutnya atap asbes untuk atap tandon dan sejumlah kayu untuk memasangnya. Atap tandon ini jadi satu dengan karangka atap rumah. Tujuannya mengurangi sinar panas matahari ke tandon.
Kemudian, pipa ukuran ¾ secukupnya untuk mengalirkan air dari dan ke tandon atau toren serta sejumlah kran air sesuai kebutuhan. Lem untuk pipa pvc dan lain lain harus juga disiapkan. Bahan-bahan itu semua menghabiskan dana sekitar Rp 2 juta. Khusus untuk tandon harganya sekitar Rp 1 juta.
Ketiga, tukang. Biaya tukang sekitar Rp 600.000. Biaya itu untuk dua orang selama kurang lebih 2 hari di tambah 1 hari saat menara air sudah kering. Bahan-bahan tersebut bisa ditanyakan pada tukang. Artinya biaya total kurang lebih Rp 2,6 juta. Biaya ini agaknya sepadan dengan manfaat memiliki dan menggunakan toren air. Pengisian toren air bisa otomatis. Saklar listrik tinggal dinyalakan. Jika air toren berkurang pada titik terendah maka pompa air akan menyala dan mengisi sendiri air ke dalam toren. Jika air sudah penuh maka saklar akan mati sendiri. Di dalam toren terdapat alat khusus untuk otomatisasi tersebut.  
Tandon air ini memiliki ketinggian sekitar 2 meter. Sekali lagi, pemasangan tandon ini bergantung atau menyesuaikan karakter masing-masing rumah. Dengan ketinggian itu, saya rasa sudah cukup untuk mengalirkan air kran. Jika dua atau tiga kran air dinyalakan maka kucuran air kran relatif sama. Mungkin jika ingin deras lagi bisa dipasang pada ketinggian 3 meter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar