Senin, 10 Januari 2011

Gambaran Pekerjaan

Gambaran Pekerjaan

Akhir Desember 2010 yang lalu di sebuah warung internet (warnet) langganan saya ada sebuah pamflet. Pamflet yang berisi tentang lowongan pekerjaan itu dipasang di dinding depan warnet. Perusahaan itu mencari lulusan diploma. Saya lupa diploma berapa. Juga mencari lulusan sarjana (S-1) semua jurusan. Gajinya pun terbilang tinggi, mencapai Rp 2 juta.

Perusahaan itu tengah membuka cabang di banyak kabupaten di Jawa Timur. Perusahaan yang kantor pusatnya di Surabaya itu bergerak di bidang development dan jasa. Dalam pamflet itu juga tertulis “development”. Jika di-Indonesia-kan menjadi “perkembangan”.

Saya sempat bertanya pada saudari saya. Perusahaan itu bergerak dalam bidang apa. Saya memintanya mencari di internet. Namun, dia tidak menemukannya. Dia menduga perusahaan itu mencari orang-orang untuk bekerja pada sebuah tempat. Saya juga mencari di internet, juga tidak menemukannya. Saya juga bertanya pada sejumlah teman saya. Namun, mereka tidak tahu. Mereka juga tidak tahu tentang nama perusahaan tersebut.

Kamis, 6 Januari 2011 saya mengirim SMS pada teman saya yang bekerja pada sebuah bank nasional. Saya bertanya padanya apakah dia memiliki informasi mengenai pekerjaan di bidang pemasaran pada sebuah penerbit. Dia juga tak tahu. Dia meminta saya mencari jobdes (job description) di internet. Jobdes atau gambaran pekerjaan. Namun, saya tidak menemukannya di internet.

Memang, umumnya seseorang dianggap sudah tahu gambaran pekerjaan sebelum dirinya memilih pekerjaan itu. Misalnya pekerjaan menjadi wartawan yang tugasnya mencari, menyeleksi, dan memberitakan kepada masyarakat. Seorang guru tugas atau gambaran kerjanya mengajar di kelas, menulis, memberi teladan pada muridnya, dan lain sebagainya.

Jadi, gambaran pekerjaan ini tidak perlu diuraikan. Apalagi secara rinci. Seseorang dianggap bisa menyesuaikan diri dengan suatu pekerjaan. Terlebih pekerjaan-pekerjaan yang memiliki reputasi yang baik dan sudah umum diketahui oleh masyarakat. Entah itu swasta maupun negeri. Namun, terkadang profil tempat kerja yang ber-reputasi baik ini seleksi pekerjanya juga ketat. Misalnya, seleksi CPNS pada kementerian.

Lagi pula, seseorang akan mengetahui sendiri saat dirinya sudah bekerja. Bisa-bisa seseorang yang ingin mengetahui gambaran suatu pekerjaan dinilai terlalu pilih-pilih. Intinya gambaran pekerjaan itu bisa jadi satu bagian saja dari dunia pekerjaan.

Di sisi yang lain, tidak setiap orang mengetahui gambaran sebuah pekerjaan. Sekali lagi, dalam proses kehidupannya pengalaman setiap orang tentang karier atau pekerjaan bisa berbeda-beda. Antara keterdesakan dengan ketulusan mencintai pekerjaan bisa campur aduk. Gambaran setiap pekerjaan juga bisa berbeda-beda. Boleh jadi, seseorang belum mengetahui gambaran sebuah pekerjaan. Namun, saat seseorang itu telah bekerja dan mengetahui pekerjaannya tidak seperti yang diharapkan. Boleh jadi akhirnya tidak betah dan berhenti.

Gambaran pekerjaan ini misalnya aktifitas yang dilakukan pada jam kerja. Juga tugas-tugas yang dilakukan di luar jam kerja. Sistem gaji, jumlah gaji yang diterima, jenjang karier ke depan, bonus, dan lain sebagainya. Selain itu, sanksi sampai pada cuti kerja. Juga antara kesesuaian pekerjaan dengan kepribadian. Idealnya gambaran pekerjaan itu juga bisa dipertanggungjawabkan. Tujuannya agar tidak menjerumuskan seseorang yang ingin bekerja. Juga itu sebagai aturan bagi seseorang yang ingin bekerja.

Saya mungkin kurang tahu. Terkadang saya membayangkan ada buku yang mengurai secara lebih rinci mengenai gambaran suatu pekerjaan, dari berbagai jenis pekerjaan. Misalnya, bagaimana seorang wartawan koran bisa mendapatkan berita secara aktual. Suka dukanya dan lain sebagainya. Informasi mengenai itu memang ada, tetapi sepertinya masih tercecer. Tentu saja di sini bukan gambaran bekerja sebagai spesialis pencuri motor yang pelakunya bisa dipenjara.

Jika gambaran pekerjaan, misalnya tidak ditemukan di internet maka ikatan alumni, jaringan teman dan kenalan, serta saudara juga efektif untuk mengetahui gambaran suatu pekerjaan. Dalam dunia pekerjaan terkadang juga tak lepas dari jaringan seperti itu. Bahkan, mungkin persekongkolan. Sifat dasar egoisme maupun keadaan yang tidak memungkinkan pun terkadang cenderung membuat seseorang menyembunyikan informasi lowongan pekerjaan.

Seringkali diperlukan ke-aktif-an dari diri kita sendiri. Jika seorang teman mungkin pelit akan informasi lowongan pekerjaan maka kita bisa bertanya pada teman yang lain. Jika seorang teman enggan berapa gaji yang dia terima maka mungkin juga bisa bertanya pada teman yang lain yang lebih terbuka berbicara mengenai gaji yang diperoleh. Umumnya orang ingin mengetahui gaji yang diterima seseorang. Namun, di sisi yang lain orang yang bersangkutan merasa enggan untuk mengakui gaji yang diperoleh.

1 komentar:

  1. Mungkin kamu bisa contact perusahaan itu langsung untuk meminta informasi.

    BalasHapus