Pelangi di Bulan Suci
Senin (23/08/2010), sore hari sekitar jam 16.45, saat saya selesai menyemprot tanaman padi dengan pestisida, terlihat pelangi di kaki langit. Saya tidak sengaja melihatnya, tetapi begitu menatap langit di sebelah tenggara, terlihat warna merah, kuning, hijau, biru yang sedang melengkung ke arah utara. Itulah pelangi. Mungkin jika sore itu saya tidak ke sawah maka saya tidak bisa melihatnya.
Kiranya itu peristiwa alam di kala senja itu langka. Munculnya di bulan suci, Ramadan, bertepatan dengan hari ke-13 pelaksanaan puasa. Tentu tidak setiap periode Ramadan muncul lukisan alam yang indah itu. Lelah dan rasa pegal di punggung karena beban alat penyemprot pestisida pun seakan-akan sirna ketika menyaksikan ciptaan Sang Khalik tersebut.
Hari itu, sejak pagi Sang Surya memang tidak bersinar dengan kuat. Pagi sampai tengah hari terasa sejuk. Baru sekitar pukul 13.30 Matahari menampakkan sinarnya secara penuh. Kemudian sinarnya meredup menjelang sore hari. Agaknya itulah tanda-tanda kemunculan Si Bianglala itu.
Saat spektrum warna di langit itu muncul, langit di sebelah timur, khususnya di tenggara terlihat mendung yang gelap. Sementara langit di barat tampak cerah, tidak mendung. Matahari pun menampakkan dirinya. Kemunculan pelangi pun karena pembiasan sinar matahari oleh titik-titik hujan.
Mendung yang gelap itu pun menunjukkan, kawasan di timur kabupaten ini baru saja turun hujan. Titik-titik hujannya disinari oleh Matahari dari sebelah barat. Beberapa saat setelah pelangi itu menghilang, langit di atas tempat tinggal saya pun turun gerimis. Namun, hanya beberapa menit.
Konon, pelangi itu adalah seekor Ular Naga raksasa yang sedang minum di suatu tempat. Begitulah cerita dari orang sepuh yang saya dengar saat saya kanak-kanak. Saat itu saya percaya saja. Bentuknya memang seperti ular yang kepalanya sedang minum di suatu tempat. Tak salah jika orang Makassar menyebutnya Ular Mengiang. Orang Jawa menamakannya Keluwung.
Keesokannya, Selasa (24/08/2010), sekitar pukul 03.00 turun gerimis. Menjelang pagi, gerimis pun berhenti dan pagi hari terlihat cerah. Sampai tengah hari Matahari bersinar dengan kuat. Menjelang sore hari di langit kabupaten ini tampak mendung. Persisnya saat hampir pukul 15.00 hujan turun dengan lebat. Sampai pukul 17.00 hujan gerimis masih tampak.
Suhu udara malam hari pun terasa lebih dingin daripada hari-hari sebelumnya. Sejumlah orang memakai jaket saat melaksanakan sholat tarawih. Hujan yang turun dengan lebat di sore hari itu pun agak langka. Apalagi bulan Agustus biasanya sudah kemarau dan tidak turun hujan. Apalagi hujan itu turun di bulan suci, Ramadan. Namun, sayangnya setelah turun hujan itu pelangi tidak menampakkan diri lagi.
Waaahhh.....aku juga mau liat pelangi.
BalasHapusaku suka banget sama pelangi, makanya blogku namanya rainbow.
Kali ini bukan keberuntungaku melihat pelangi. :(